Pernahkah anda memiliki salah seorang kawan yang mempertanyakan mengenai iman Anda? Contohnya, seperti pertanyaan mengapa Tuhanmu disalibkan? Mengapa Tuhanmu ada tiga? Mengapa kamu menyembah patung? Kejadian seperti ini kerap ditemui oleh sebagian orang yang tinggal di lingkungan yang plural seperti di universitas negeri (yang mayoritas non Katolik). Dengan kejadian seperti ini, tentu kita ingin tahu mengapa dan apa penyebabnya kok bisa seperti itu?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, bagaimana kita dapat mengetahuinya? Salah satu caranya kita dapat belajar tentang ilmu mengenai Tuhan yakni Teologi. Teologi singkatnya, adalah bidang ilmu yang mempelajari Tuhan dalam terang iman. Terang iman itulah yang dipakai oleh teologi untuk membedahnya. Teologi berbeda dengan ilmu-ilmu lain seperti biologi, sosiologi, bahkan filsafat. Teologi dapat dikatakan sebagai ilmu iman.

Perbedaan teologi dengan ilmu yang lainnya adalah teologi mempunyai dasar yakni iman Kristiani. Sedangkan ilmu-ilmu lain mempunyai dasar yang tersendiri misalnya ilmu filsafat yang berdasarkan pada rasio manusia (akal budinya manusia). Ketika ilmu teologi didasarkan pada iman Kristiani maka, setiap orang yang mendalaminya haruslah memiliki iman dan mempercayai imannya itu dengan sepenuh hati. Selain iman, teologi juga didasari oleh Wahyu Allah. Wahyu merupakan pengenalan diri Allah kepada manusia. Manusia menanggapi panggilan Allah dengan iman.

Setelah iman itu dibentuk ada lima sumber-sumber yang dipelajari dalam teologi. Pertama sumber belajar teologi adalah Kitab Suci. Kitab suci merupakan sumber utama teologi karena segala dasarnya dari Kitab Suci. Kitab Suci Katolik itu berbeda dengan Kitab Suci gereja-gereja Kristen Protestan. Kitab Suci Katolik ada tulisannya Deuterokanonika.

Selain kitab suci yang kedua adalah tradisi. Tradisi merupakan kejadian-kejadian penting yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kita percaya bahwa kita adalah murid-murid Tuhan Yesus. Tuhan Yesus pun memiliki dua belas murid yang kemudian diminta oleh Yesus untuk memberitakan Injil ke pelosok dunia. Dari situlah tradisi itu muncul. Tradisi dari para rasul itu diteruskan hingga sekarang. Selain tradisi, sumber teologi lainnya adalah pengalaman iman, sejarah, dan juga magisterium (ajaran gereja).

Ada satu hal yang sangat unik dari ilmu teologi. Ilmu teologi tidak dapat berdiri sendiri dam harus berdampingan dengan ilmu lain. Ilmu itu adalah Filsafat. Mengapa harus memerlukan filsafat? Sebagai ilmu iman, teologi juga perlu pendasaran rasionalitas. Pendasaran rasionalitas itu didapat dalam ilmu filsafat. Cabang-cabang ilmu dalam filsafat sangat membantu pendasaran yang rasional dalam teologi. Misalnya saja, dalam menjelaskan perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus. Dalam ilmu filsafat dapat dijelaskan melalui cabang ilmu metafisika. Metafisika di sini bukan sebagai ilmu yang membahas hal-hal gaib tetapi ilmu yang dapat menjelaskan dasar-dasar mengapa bisa terjadi demikian.

Pada akhirnya ilmu Teologi Kristiani merupakan refleksi ilmiah orang Kristen atas iman yang mereka hayati sebagai orang yang beragama kristiani. Isi iman Kristen ialah bahwa Allah telah memasuki sejarah umat manusia secara istimewa yakni dalam pewahyuan diri-Nya mulai dari panggilan Abraham dan memuncak pada Yesus Kristus