Paus Fransiskus: Gosip adalah Wabah yang Lebih Buruk daripada Covid-19.
Bacaan Injil Hari Minggu Biasa XIII (Matius 18: 15-20) bagi Paus Fransiskus mengundang kita untuk mempertimbangkan dua dimensi kehidupan kristiani yakni komunitarian dan pribadi. Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yesus menawarkan pendekatan tiga langkah untuk memberikan koreksi bagi saudara atau saudari kita yang telah berdosa. Pertama, hendaknya kita memberikan peringatan atau teguran secara bijaksana. Bagi Paus, teguran tersebut bukan untuk menghakiminya melainkan untuk membantunya menyadari apa yang telah ia lakukan. Langkah ini, bagi Paus, tidaklah mudah sebab ada ketakutan bahwa yang ditegur akan menunjukkan sikap yang buruk. Kedua, jika teguran kita tidak membuahkan hasil, Yesus mendesak kita untuk mencari bantuan saudara-saudari lainnya. Mereka dipanggil bukan untuk menuduh atau menghakimi, namun untuk membantu. Ketiga, apabila kedua langkah awal tidak berhasil, Paus menyarankan untuk membawa masalah tersebut ke komunitas Gereja. Bagi Paus, dibutuhkan kasih yang lebih besar untuk membawa saudara kita yang jatuh dalam dosa kembali ke jalan yang benar. Akan tetapi, tidak sepenuhnya cara ketiga itu akan berhasil. Berhadapan dengan hal tersebut, Paus mengundang kita untuk menyerahkan saudari atau saudari kita itu ke dalam tangan Allah, sebab hanya Bapa yang dapat menunjukkan kasih yang lebih besar.
Selanjutnya, Paus Fransiskus melihat bahwa kita memiliki kecenderungan untuk bergosip tentang saudara atau saudara kita yang telah berdosa daripada memberikan koreksi persaudaraan dan menyelamatkan dia dari kejatuhan yang lebih dalam. Gosip menutup komunitas dan melukai persatuan sebab penggosip terbesarnya adalah iblis, tutur Paus Fransiskus. Bagi Paus, gosip adalah wabah yang lebih buruk daripada Covid-19. Oleh karena itu, Paus mengundang kita agar selalu berusaha keras untuk tidak bergosip. Paus Fransiskus optimis bahwa praktik koreksi persaudaraan dapat ditanamkan dalam kehidupan komunitas umat beriman. (SETM)
Selengkapnya baca di sini